Senin, 09 Agustus 2010

SITA DAN PUTRI KEJORA

Cerita ini adalah cerita dari Dewi Maharani...
selahkan disimak ya?

IPTEK DALAM WEDA

IPTEK DALAM WEDA
Bacalah rubrik ini dengan seksama dan anda akan terkagum-kagum oleh Maha Besarnya Weda. Bacaan ini saya dapatkan dari I Wayan Suja. Ini literatur dari seorang pemikir yang sebaiknya kalian semua tahu.
Menurut Albert Einsten, agama masa depan adalah agama alam semesta. Agama yang menghindari dogma dan teologi. Berlaku secara alamiah dan bathiniah, serta berdasarkan pengertian agama yang muncul karena berbagai pengalaman, baik fisik maupun spiritual, dan merupakan satu kesatuan yang sangat berarti.
Alam sebagai satu-kesatuan terdiri atas Bhuta-kala yang meliputi bhuta (ruang,materi), serta kala (waktu,energi). Interaksi antara keduanya menyebabkan alam (baik buana agung maupun buana alit) tidak bersifat kekal, tetapi senantiasa mengalami perubahan, karena hanya perubahanlah yang kekal. Materi (bhuta) berubah karena ulah sang kala. Lalu adakah aturan untuk semuanya ini?
Alam diciptakan-Nya sebagai suatu paket yang lengkap dengan komposisi, struktur dan hukumnya. Segala gerak alam diatur dengan hukum alam RTA, sedangkan tingkah laku manusia diatur dengan dharma. Akan tetapi, mengingat manusia merupakan bagian dari alam, maka secara langsung mereka juga dibelenggu oleh hukum alam. Hukum alam ini kemudian menurut Darwin memaparkan bahwa siapa yang kuat (bertahan) dialah yang akan menang. Hukum alam ini bersifat mengatur gerak makrokosmos dan mikrokosmos dari tingkat mikro hingga makro. Benda-benda langit beredar dalam lintasannya menurut RTA. Demikian pula gerakan-gerakan elektron di sekeliling inti. Hukum alam bersifat rahasia yang mesti disingkap dengan kemampuan akal budhi (idep) manusia. Selanjutnya RTA berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science.
Petualangan manusia dalam dunia sains berawal dari keragu-raguan dan berakhir dengan kepercayaan akan adanya ketidakpastian. Sebaliknya, penyerahan diri pada dharma, secara umum dikenal sebagai ajaran agama. Hal ini bermula dari kepercayaan dan mencapai puncaknya pada tingkat keyakinan dan kepasrahan. Dengan demikian, sains dan agama menurut perspektif Hindu bukanlah sesuatu yang bertentangan, tetapi perlu dipadukan untuk suatu inovasi yang lebih baik. Jika ajaran agama dianggap sebagai filsafat hidup, sementara filsafat merupakan induk bagi pengetahuan, apakah layak jika anak dan induknya dipertentangkan?
Memperoleh kebenaran ilmiah, pengetahuan modern memakai langkah-langkah baku yang dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam ajaran agama hindu dikenal dalam falsafat Samkhya, langkah-langkah itu disebut Tri Premana. Tri Premana merupakan metode ilmiah dalam Hindu. Jika hidup dipandang sebagai sebuah eksperimen (menyitir pendapat Mahatma Gandhi), maka Tri Prmana adalah landasannya. Eksperimen bermula dari adanya problema yang perlu dipecahkan. Pemecahan masalah dilakukan dengan pengamatan atas gejala-gejala yang timbul (Anumana Premana), mengumpulkan keterangan-keterangan dari sumber tertulis atau pengalaman (Agama Premana), serta dibuktikan dengan pengamatan langsung (Praktyasa Premana). Pengetahuan kebenaran yang telah berhasil disingkap harus disampaikan kepada orang lain dan tidak boleh dikuasai sendiri. Hal ini disebabkan pengetahuan bersifat mengalir (Saraswati), bagaikan siklus air (Banyu Pinaruh) dalam kerangka Tri Pramana. Sungguhlah berdosa jika sampai kita memiliki ilmu pengetahuan itu sendiri tapi hanya kita kuasai sendiri. Agar kita tidak serakah terhadap ilmu, maka ada baiknya kita mengingat amanat kitab suci WEDA. Seperti nyala api, pengetahuan dan keterampilan hendaknya disebarluaskan kepada yang lainnya (Rgveda 1.12.6). Dan dalam Bhagawadgita disebutkan persembahan berupa ilmu pengetahuan lebih bermutu daripada persembahan materi ; dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan ( Bhagawadgita IV.33)

DOA MENENANGKAN ATMA


Doa Menenangkan Atma
Puja-nya sebagai berikut:
OM AYANTU PITARA DEWAH
AYANTU PITARA GANEM
AYANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM LEPIYANTU PITARA DEWAH
LEPIYANTU PITARA GANEM
LEPIYANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM BAJRANTU PITARA DEWAH
BAJRANTU PITARA GANEM
BAJRANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM PUSPANTU PITARA DEWAH
PUSPANTU PITARA GANEM
PUSPANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM TOYANTU PITARA DEWAH
TOYANTU PITARA GANEM
TOYANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM BAGIANTU PITARA DEWAH
BAGIANTU PITARA GANEM
BAGIANTU PITARA SARWA
YA NAMA SIWAYA
OM MOKSAHNTU, SWARGANTU, KSAMANTU, MURCANTU, SUNIANTU,
YA NAMA SIWAYA
Artinya: Tuhan, Hamba sudah memberikan upacara (ayantu) dan upakara (lepiyantu) kepada sang roh (pitara). Persembahan hamba berupa suara gentha (bajra), bunga (puspa), dan air (toya), mohon rohnya diberi kebahagiaan (bagaiantu), ketenangan di dalam-Mu (moksantu), di sorga (swargantu), di keheningan alam (ksamantu-murcantu-suniantu), semata-mata atas kebesaran-Mu (nama siwaya) !

Sabtu, 07 Agustus 2010

Situs Dwaraka & Mohenjo Daro

Arjuna. Anda bayangkan tokoh pewayangan kita ini sudah mengenal perang nuklir. Di Mohenjo Daro ada sisa radiasi radio aktifnya. 15.000 tahun lalu ? Believe it or not.
Bila membaca judul tulisan ini, saya yakin anda agak ragu, bahkan mungkin tidak percaya. Apa mungkin 15.000 tahun SM, ada perang nuklir dan peradaban manusia sudah demikian tinggi ? Padahal, teknologi nuklir merupakan teknologi hi-tech yang dikerjakan oleh para ahli fisika. Kesalahan kecil yang terjadi pada peralatan atau prosesnya dapat menjadi bencana, penebar maut. Seperti kebocoran di reaktor nuklir Chernobyl milik Rusia yang menelan banyak korban jiwa karena radiasi radio aktif.
Ada kabar menarik dari arkeolog India. Ditemukan sejumlah bukti yang menunjukkan di India diduga pernah terjadi 2 perang besar yang menggunakan senjata pemusnah massal. Penelitian dilakukan oleh oleh Michael Cremo tahun 2003, arkeolog senior dari AS. Selama 8 tahun, penganut agama Hindu ini meneliti narasumber dari kitab suci Weda dan Jain, yang ditulis pendeta Walmiki, ribuan tahun lalu. Cremo tertarik menginvestigasi dan mendalami 2 kitab suci tsb. Ia menemukan nama2 yang tertera di kitab tsb ada di India. Ditemani tim dan rekannya, Dr.Rao C.S, arkeolog terkemuka India, ia meneliti dengan perangkat canggih “penjejak waktu” ( thermoluminenscence dating method ) untuk setiap obyek.
Krisna dipayana, begawan Abiyasa. Wayang kulit sudah resmi milik Indonesia
Dengan karbon radio isotop, keakuratan umur objek mampu dijejak hingga miliaran tahun ke belakang. Kitab Weda ternyata bisa menjadi nara sumber akurat, mengungkap kisah2 sebenarnya beribu tahun lalu. Tak semata kitab suci.
Mereka mencoba mengupas isi kisah Mahabarata, dari awal kejadian hingga perang Bharatayudha, ditandai berakhirnya perjalanan keluarga Bharata. Mereka yang berperang, berasal dari keturunan Pandu dan Destrarata, 2 bersaudara. Dr.Rao meneliti bukti2 sejarah di lautan, di teluk Gujarat, untuk mengungkap bukti keberadaan Kerajaan Dwaraka. Istana Sri Krisna, otak penggalang strategis dari pihak Pandawa. Konon, kerajaan ini musnah ditelan gelombang laut tahun 1443 SM, setelah perang Bharatayudha tahun 1478 SM.
Michael Cremo mengadakan penelitian di daratan, diantaranya ; Indraprasta, Hastinapura, dan padang Khurusethra, bekas perang itu terjadi. Seperti diketahui, Indraprasta merupakan tempat bermukim keluarga Pandawa di awal perjuangan merebut Hastina. Khurusethra adalah bekas pertempuran dahsyat keluarga Bharata. Para ahli menemukan banyak bukti yang mengejutkan. Tanah tegalan luas itu ternyata tak ditumbuhi tanaman apa pun, karena tercemar radio aktif. Pada puing2 bangunan atau sisa2 tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo Daro tercemar residu radio aktif yang cukup pekat.
Menurut Dr.Indrajit, ahli termonuklir, hal ini terjadi diduga akibat radiasi ledakan termonuklir skala besar dalam peperangan tersebut. Jelasnya ternukil dalam kalimat Weda yang diterjemahkan bebas seperti ini,”Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana ( wahana mirip mirip terbang ), mendarat di tengah air, lalu mengangkat gendewa dan meluncurkan sebatang anak panah. Semacam senjata mirip rudal/ roket, yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang bersinar terang di atas wilayah musuh. Curahannya seperti hujan lebat yang deras, mengepung musuh dengan kekuatan dahsyat. Setelah panah itu tiba pada sasarannya, dalam sekejap sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk seperti cendawan raksasa merekah di atas wilayah kurawa. Angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup wuuus .. wuuus, disertai debu pasir. Burung2 bercicit panik seolah olah langit runtuh dan bumi gonjang ganjing. Sementara itu di atas langit, matahari seolah-olah bergoyang, panas membara memancarkan udara mengerikan, membuat bumi berguncang, dan gunung2 bergoyang.”
“Di kawasan darat yang luas, binatang2 mati terbakar dan berubah bentuk. Air sungai kering kerontang, ikan, udang dan hewan laut lainnya, semuanya mati. Saat panah ( roket ? ) meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh berjatuhan bagaikan batang pohon yang terbakar hangus. Akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna tsb, tercipta badai api, diikuti ledakan dahsyat yang memancarkan debu beracun ( radio aktif ? ).”
Di bawah Teluk Gujarat, India, ada reruntuhan Kerajaan Dwaraka, istana Prabu Krisna. Foto atas : peneliti berada di atas tumpukan batu memanjang, diduga benteng kota sebelum masuk ke istana.
Untuk memperluas dan memperdalam penelitian ini, Unicef dan NASA membantu pemotretan dengan citra lansat satelit. Dari hasil riset dan pemotretan yang difokuskan di hulu sungai Gangga, para arkeolog menemukan banyak sisa puing bangunan yang telah menjadi batu hangus. Batu besar reruntuhan ini ketika dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Ketika dicoba melebur bebatuan tsb, ternyata dibutuhkan suhu minimal 1.800 derajat celcius ! Batu biasa dalam keadaan normal tak mencapai suhu ini. Pada benda2 terkena radiasi nuklir, baru bisa mencapai suhu yang demikian tinggi. Di pedalaman hutan primitif India, peneliti juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus.
Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batu dalam bangunan juga telah dikacalisasi. Para peneliti heran, selain di India, batu radiasi juga ditemukan di bekas Kerajaan Babilonia Kuno, Gurun Sahara dan Gurun Gobi di Mongolia. Bukti reruntuhan perang nuklir prasejarah, derajat radiasi masih terekam meski kejadiannya ribuan tahun SM ( Sebelum Masehi ). Batu kaca pada reruntuhan tsb, semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini. Diduga kuat perang Bharatayudha adalah perang nuklir yang terjadi antara 30.000 – 15.000 SM. Untuk meneliti lebih jauh penyebaran batu radiasi ini, para ahli nuklir PBB akan mengungkapnya dalam program khusus.
Penelitian yang dilakukan Dr.Rao di bawah lautan didasarkan petunjuk Weda, bahwa Kerajaan Dwaraka ditelan laut beberapa saat setelah Bharatayudha usai. Dwaraka, kediaman Sri Krisna, raja yang pegang kendali strategis di perang saudara ini. Dalam kitab suci Hindu, ia merupakan jelmaan Dewa Wisnu, pemelihara perdamaian. Keberadaan Dwaraka dilakukan selama 8 tahun, dan baru jelas setelah dibantu citra satelit NASA. Dari sana ditemukan jejak kerajaan tsb di bawah Teluk Gujarat. Setelah ada petunjuk pasti, akhirnya Dwaraka berhasil ditemukan dalam keadaan hancur digulung gelombang Laut Arab yang cukup dahsyat. Dari hasil investigasi, banyak temuan berharga indikator kehidupan makhluk 15.000 tahun lalu.
Selain tembikar, ada bongkahan batu besar yang diduga benteng dan dinding istana. Batuan dipenuhi ornamen indah, lonceng kuil dari tembaga, jangkar kapal, pot bunga dari keramik, serta uang emas dan tembaga. Penemuan logam ini memperlihatkan kepada kita, peradaban 30.000 – 15.000 tahun lalu sudah tinggi. Tak heran temuan ini mengindikasikan penggunaan senjata pemusnah massal di perang itu. Dari penemuan2 itu, Dr. Michael Creko membukukan laporan dalam 3 buku yang dicetak tahun 2006. Beberapa diantaranya ; Forbidden Archaelogis, The Hidden History of Human Race, dan Human Devolution, yang isinya menentang teori Darwin, tentang evolusi manusia. Dr. Rao dari hasil karyanya memperoleh penghargaan “The World Ship Trust Award” dari PBB atas penemuan siklus kehidupan manusia yang memutus teori Darwin.

Segitiga Bermuda di Indonesia

Kecelakaan ini memang cukup misterius. Yang pertamana kecelakaan lalulintas laut yang menimpa kapal laut Senopati Nusantara, yang kedua kecelakaan Pesawat Adam Air. Keduanya diduga terjadi pada waktu yang berdekatan di kawasan yang sama berdekatan juga di laut Utara Jawa, dan yang satu di seputar Masalembo.
Tetapi kenapa kejadian kecelakaan ini di lokasi yang kira-kira sama? 26 tahun yang lalu KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Memang bulan-bulan ini merupakan bulan-bulan puncak perubahan musim seantero Indonesia yang kepulauannya berada di sekitar katulistiwa.

Pulau Masalembo sebenarnya sebuah pulau kecil yang berada di ujung Paparan Sunda. Pulau-pulau kecil ini berada di daerah “pertigaan” laut yaitu laut jawa yang berarah barat timur dan selat Makassar yang memotong berarah utara-selatan.

Pola kedalaman laut di Segitiga Masalembo ini sangat jelas menunjukkan bentuk segitiga yang nyaris sempurna berupa segitiga sama sisi. Lihat gambar dibawah.
Pada peta kedalaman laut atau peta bathymetri diatas dapat dilihat adanya bentuk kepulauan yang berbentuk segitiga. Tinggian yang terdiri beberapa pulau-pulau ini saya sebut sebagai “SEGITIGA MASALEMBO” atau “THE MASALEMBO TRIANGLE“.

Indonesian Throughflow (ARLINDO), indicate the relationship between the relationship between ARLINDO and El-Nino Southern Oscillation (ENSO) (Source, Gordon, A., 1998)

Uraian di daerah seputaran Segitiga Masalembo mengenai sisi kebumian dan kelautannya.
Di atas ini digambarkan arus laut di Indonesia, terutama Indonesia Timur. Coba perhatikan arus yang melewati Segitiga Masalembo ini. Pada bagian atas (garis hijau) menunjukkan air laut mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat Makassar ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo.

Dan tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini. Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari tentusaja. Kalau anda masih inget bahwa lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan. Itulah sebabnya pada bulan-bulan Januari yang merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).

Apa menariknya dari ARLINDO ini ? Arus ini membawa air laut dingin dari Samodra Pasifik ke Samodera Indonesia diduga dengan debit hingga 15 juta meterkubik perdetik !!! Dan hampir keseluruhannya melalui Selat Makassar !

Tentunya aliran air sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air. Apa saja efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri ? Wah tentunya banyak sekali

Kalau digambarkan secara mudah barangkali profil selat makassar dapat dilihat seperti dibawah ini.
Pada profil dasar selat Makassar diatas terlihat batuan kalimantan dan batuan sulawesi berbeda, kalau masih ingat yang aku tulis tentang pembentukan Patahan-patahan di Jawa di tulisan sebelumnya disini, maka tentunya mudah dimengerti. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur, seperti yg ditulis disini sebelumnya. Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Indonesia Barat) sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur. Nah garis yang membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut sebagai Garis Wallace (Wallace Line). Garis Wallace ini sebenernya hasil penelitian satwa Indonesia Barat-Timur, namun sebenarnya ada juga implikasi atau manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya).

Dari Batuannya kita tahu bahwa dibawah selat makasar ini terdapat tempat yang sangat kompleks geologinya, diatasnya terdapat selat Makassar yang juga memilki karakter khusus di dunia ini dimana mengalirkan air yang sangat besar.

Apa yang terlihat lagi ? Ya tentunya ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah diatas air dengan daerah diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling banyak dijumpai diatas daratan. Itulas sebabnya kalau sedang di tengah laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran diatas.

Apa lagi selain awan ?
Angin, ya angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan.

Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Looh Monsoon, kok sepertinya juga ada monsoonal stream yang ada di Arlindo digambar atas. Ya, memang itulah siklus-siklus arus angin, siklus air itu bertemu bercampur di segitiga Masalembo ini. Runyem kan ?

Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta magnetik daerah Segitiga Masalembo ini ?

Inilah peta deklinasi magnetik secara global seperti dibawah ini.Tiga peta diatas menunjukkan intesitas magnetik total, peta deklinasi, dan perubahan deklinasi tahunan (sumber NOAA). Kalau tertarik detilnya tinggal di klik saja. Yang dapat dilihat dalam ketiga peta itu adalah, tidak adanya sesuatu yang mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di Segitiga Masalembo. Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa Indonesia secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi sangat kecil. Dan merupakan daerah yang memiliki total intensitas magnetik rendah, barangkali karena Indonesia merupakan daerah yang relatif “muda” dibandingkan daerah2 lain.

Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis termasuk didalamnya faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan, kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik.

Kalau memang Masalembo Triangle ini banyak menimbulkan masalah transportasi (lalulintas), tentunya perlu rambu-rambu lalulintas laut yang lebih canggih ditempatkan di lokasi ini. Tetapi bukan berarti zona terlarang masa sih kita tidak boleh melewatinya sepanjang masa. Misalnya mercusuar khusus, penempatan radar pemantau. Juga yang tak kalah penting penelitian saintifik tentang perilaku arus air laut, serta cuaca di daerah ini.

7 Reruntuhan Kuno Bawah Laut yang Menarik

Istana Cleopatra di Alexandria (Mesir)
Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander Agung, terletak apa yang diyakini sebagai puing-puing kerajaan kuartal Cleopatra. Sebuah tim arkeolog kelautan yang dipimpin oleh Prancis Franck Goddio melakukan penggalian di kota kuno ini dari tempat Cleopatra, ratu terakhir Ptolemies, yag memerintah Mesir. Sejarawan percaya situs ini tenggelam oleh gempa bumi dan gelombang pasang lebih dari 1.600 tahun yang lalu.

Penggalian berkonsentrasi pada pulau Antirhodus yang terendam. Cleopatra dikatakan telah memiliki sebuah istana di sana. Penemuan lain termasuk kapal karam yang terawat baik dan granit merah dengan tulisan Yunani.Juga ditemukan sphinx yang dikatakan untuk mewakili ayah Cleopatra, Raja Ptolemeus XII. Artefak masih tetap ditempat semula, karena Pemerintah Mesir memnginginkan tempat itu untuk menciptakan sebuah museum bawah air.

Kota Paling Keji Di Bumi, Port Royal (Jamaica)

Port Royal adalah satu kota yang hancur akibat gempa bumi di Jamaika pada 7 Juni 1692. Sebelumnya Port Royal dikenal dengan sebutan “Kota Paling Keji di Bumi”, karena disana tempat konsentrasi bajak laut, pelacur dan rum.

Dalam beberapa menit saja kota seluas hampir 33 hektar termasuk gedung-gedung, jalan dan rumah-rumah penduduk beserta isinya hilang ditelan air laut. Hari ini, kota metropolis bawah air tinggal menyisakan sekitar 13 hektar, pada kedalaman mulai dari beberapa inci sampai 40 meter.

Pada tahun 1981, Program Archaeology Nautical Texas A & M University, bekerja sama dengan Institute of Nautical Archaeology (INA) dan Jamaika National Heritage Trust (JNHT), memulai penyelidikan arkeologi bawah air mulai dari bagian terendam abad ke-17 kota Port Royal , Jamaika. Sekarang bukti menunjukkan bahwa sementara daerah Port Royal yang terletak di sepanjang tepi pelabuhan hancur ketika mereka tenggelam, menghancurkan sebagian besar konteks arkeologi, daerah yang diselidiki oleh TAMU / INA, terletak agak jauh dari pelabuhan, tenggelam secara vertikal, horisontal dengan sedikit gangguan. 

The submerged temples of Mahabalipuram (India)Menurut kepercayaan populer Kuil Mahabalipuram bukan suatu kuil, tetapi yang terakhir dari serangkaian tujuh candi, enam di antaranya telah tenggelam. Penemuan bangunan utama reruntuhan itu terjadi pada bulan April 2002 di lepas pantai Mahabalipuram di Tamil Nadu, India Selatan, pada kedalaman 5 hingga 7 meter (15-21 kaki) dilakukan oleh tim gabungan dari Dorset Scientific Exploration Society (SES) dan India’s National Institute of Oceanography (NIO). Penyelidikan di lokasi masing-masing batu, sisa-sisa tembok yang tersebar, batu persegi dan blok persegi panjang dan platform besar dengan undak-undakan yang menuju ke sana. Semua ini berbaring di tengah-tengah formasi geologis batuan lokal.

Terdapat 4 sosok singa di empat lokasi, reruntuhan itu disimpulkan menjadi bagian dari kompleks candi. Dinasti Pallava, yang menguasai wilayah itu selama abad ke-7 Masehi, dikenal memiliki banyak bangunan batu keras seperti struktural candi di Mahabalipuram dan Kanchipuram.


Yonaguni-Jima, Bangunan berumur 8000 tahun (Japan)Terletak 68 kilometer dari pantai timur Taiwan, Kepulauan Yonaguni adalah tempat yang luar biasa karena garis pantai yang berbatu dan pegunungan. Reruntuhan yang terendam itu terletak di pantai selatan Yonaguni: 100 × 50×25 meter artefak buatan manusia dari lembaran batu berdiri tegak. Itu diperkirakan berusia sekitar 8.000 tahun, yang sangat awal untuk jenis teknologi yang telah digunakan untuk ukiran itu. Ada teori yang berbeda tentang kemungkinan identitas struktur ini.

Sementara orang mengatakan ini adalah sisa-sisa reruntuhan Benua Mu yang hilang, arkeolog menyebutnya merupakan hasil dari proses geologis yang tak dapat dijelaskan. Dan ketika anda melihat lorong-lorong yang dirancang halus dan tangga, ide untuk mengatakan ini adalah “fenomena alam ‘akan muncul.

Bangunan megalith ini ditemukan tanpa sengaja oleh seorang penyelam olahraga pada tahun 1995 ketika ia telah menyimpang melampaui batas yang diperbolehkan dari pantai Okinawa. Hal yang menarik dari bangunan batu besar ini adalah bahwa lengkungan itu terbuat dari batu indah berupa blok bantalan dan memiliki kemiripan dengan gaya arsitektur bangunan dari peradaban Inca.Perdebatan yang luas tentang reruntuhan itu dikaitkan sebagai Induk peradaban prasejarah.

Pavlopetri (Yunani)Kota kuno Pavlopetri terletak pada tiga sampai empat meter di lepas pantai selatan Laconia di Yunani. Tanggal reruntuhan dari setidaknya sampai 2800 SM. Ditemukan bangunan utuh, halaman, jalan-jalan, kamar makam dan tiga puluh tujuh Cist kuburan yang dianggap berasal dari periode Mycenaean (1680-1180 SM).Ini termasuk fase Zaman Perunggu yunani yang termasuk dalam banyak literatur Yunani Kuno dan mitos, termasuk Homer’s Age of Heroes.

Situs Mycenaean menawarkan pengetahuan baru tentang cara hidup dan sistem kerja pada waktu itu, mengingat hanya sedikit pengetahuan tentang itu, yang menurutnya orang-orang Mycenaean hanya memperluas kekuasaan mereka ke arah laut.






Poet Dwarka (India)
Di antara yang paling menarik dari penemuan-penemuan arkeologi yang dibuat di India dalam beberapa tahun terakhir adalah yang dibuat di lepas pantai dan Bet Dwarka Dwarka di Gujarat. Penggalian telah berlangsung sejak 1983. Ini adalah dua tempat yang terpisah 30 km satu sama lain. Dwarka berada di pantai laut Arab, dan Bet Dwarka adalah di Teluk Kutch. Kedua tempat ini dihubungkan dengan legenda tentang Kresna yang baik,Ada banyak candi di sini, terutama yang termasuk ke dalam periode abad pertengahan.

Dinilai sebagai salah satu dari tujuh kota paling tua di negara ini, kota legendaris Dvaraka adalah tempat kediaman Lord Krishna. Hal ini diyakini bahwa akibat kerusakan dan kehancuran oleh laut, Dvaraka telah tenggelam enam kali.
 
Desa Yang Hilang (Canada)
“Desa Yang Hilang” terletak di provinsi Ontario Kanada, di bekas kotapraja Cornwall dan Osnabruck (sekarang Stormont Selatan) dekat Cornwall, yang tenggelam secara permanen akibat penciptaan Seaway St Lawrence pada tahun 1958.

 

Apakah Agama Selalu Identik Dengan Simbol?


Setiap agama yang hadir di muka bumi,selalu mengalami pergumulan dengan budaya-budaya yang telah lebih dulu ada,dari persentuhan dan persinggungan itu akan muncul sebuah agama yang tidak lagi asli,karenanya akan mucul pihak-pihak yang bertujuan untuk mengembalikan lagi agama seperti seharusnya,mereka ini terkadang terlalu bersemangat sehingga tidak jarang sering terjadi konflik antara pihak yang sudah nyaman dengan keadaan agama sekarang dengan pihak-pihak yang menganggap ada yang perlu di luruskan dengan agama ini.
Selain masalah keorisinilan ternyata ada juga masalah agama yang akan senantiasa menarik untuk di kaji yaitu soal simbol,setiap agama ternyata memiliki simbol dan biasanya hanya dengan melihat simbolnya kita sudah langsung tahu agama apa yang di anut seseorang.
mereka yang mengaku berpendidikan sering mengatakan janganlah terpaku dengan simbol-simbol,karena sering orang terjebak hanya dalam tataran simbol,bagi mereka simbol tidak penting yang seharusnya di lakukan adalah mempraktekan ajaran-ajaran universal agama seperti keadilan,kesejahteraan,dan memberantas kebodohan.
percuma berteriak-teriak dengan menggunakan simbol-simbol agama,yang mestinya di lakukan adalah bagaimana nilai-nilai agama bisa menjadi jiwa di dalam dada-dada anak manusia,bisa jadi penampilan mereka sangat”preman”tapi ternyata mereka bisa lebih bermamfaat di masyarakat di bandingkan dengan orang-orang yang tenggelam dalam simbol agama tapi hanya sibuk memperkaya diri sendiri.
jadi bagaimana seharusnya kita menyikapi simbol-simbol agama,terlebih dahulu kita harus tahu apakah sesuatu itu memang simbol agama atawa simbol-simbolan,karena  ketika berbicara agama maka kita akan mamasuki area penafsiran yang pasti tidak akan sama,antara satu pihak dengan pihak yang lain.
karenanya  simbol-simbol agama, apapun itu,haruslah kita pahami dengan menggunakan banyak pendekatan,tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja,karena sekali lagi hal ini tidak hanya  menyangkut  persoalan yang murni agama tetapi juga ada unsur budaya,politik,di dalamnya.
turut campurnya politik di dalam penyebaran sebuah agama sudah menjadi rahasia umum,ketika umat suatu agama berlawanan dengan penguasa maka umat beragama akan selalu menjadi bulan-bulanan penguasa,begitu juga sebaliknya ketika sebuah agama menjadi agama resmi sebuah kekuasaan maka agama itu akan begitu cepat tersebar.
penguasa yang pintar akan selalu bisa menggunakan agama untuk memobilasi kekuatan,sentimen keagamaan yang di campur dengan semangat membela negara adalah sebuah racikan yang akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa,untuk itu semua mereka membutuhkan simbol,maka berlomba-lombalah para cerdik pandai memciptakan simbol-simbol,
bisa jadi simbol yang kita yakini sekarang sebagai simbol agama adalah simbol yang di buat oleh para cerdik pandai jaman baheula,namun karena kita kurang wawasan mengenai hal ini,kita tetap saja bersikukuh mempertahankan simbol itu,padahal keyakinan terhadap simbol bukanlah termasuk ke dalam rukun imam,sehingga seandainya kita tidak yakin sebuah simbol adalah simbol agama,tidaklah otomatis imam kita copot.hehehe.
para agamawan juga terkadang sering tidak mau terbuka secara terus terang,sebenarnya simbol ini simbol agama atawa simbolon adiknya simatupang hehehe.karena itu sebagai seorang yang mengaku berpendidikan,tidak ada salahnya kita kembali mempertanyakan mengenai simbol-simbol agama kepada pihak-pihak yang memilki otoritas keilmuan yang memadai.terutama kepada ahli sejarah-sejarah agama atawa kepada pakar simbol,ada sebuah novel bagus mengenai simbol ini,hehehe saya kira anda-anda sudah tahu semua,
salah satu fungsi simbol adalah pemersatu,sehingga bagi umat agama tertentu,mereka merasa bersatu karena dengan adanya simbol itu,ada juga fungsi simbol sebagai pembeda,kalau kita melihat seseorang menggunakan simbol tertentu maka kita sedikitnya akan merasa berbeda dengan yang menggunakan simbol itu,betul atawa bener  ? hehehe.
negara juga ternyata membutuhkan simbol,karenanya kita mengenal burung garuda sebagai simbol burung yang gagah dan menjadi simbol bagi negara kita indonesia tercinta.kalau kita di tanya  siapa yang punya ide menjadikan burung garuda sebagai lambang negara ? belum tentu kita semua bisa jawab,apalagi kalau kita di tanya soal simbol-simbol agama. cape deh…